Kuningan, UPMKNews -- Sampah telah menjadi permasalahan nasional dan menjadi isu penting dalam masalah lingkungan. Tumpukan sampah tidak akan berkurang atau habis bahkan akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan populasi manusia.

Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah salah satu rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Dengan menukarkan sampah dengan uang atau barang berharga yang dapat ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk menghargai sampah sehingga mereka mau memilah sampah.

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Kuningan yang terdiri dari Eva Yulianti, Kania Sakha Fadilla, Risa dan Novia Sri Wahyuni ahasiswa PGSD semester 6 dengan Dosen Pengampu ibu Rita Kusumah M.Pd., melakukan observasi ke salah satu tempat pengelolaan sampah yang berada di Desa Puspamukti, Cigalontang, Tasikmalaya pada hari Sabtu (25/03/2023).

Bank sampah yang berada di Desa Puspamukti ini berdiri sejak 8 tahun yang lalu dengan luas lahan 64 m² dengan status lahan dan bangunan milik pribadi, usaha ini sudah mempunyai badan hukum sendiri sekaligus jenis  badan usaha yang dimiliki itu adalah koperasi. Pemilik sekaligus Direktur Bank sampah ini yang bernama bapak Iwan Candra Budiman bertujuan membangun bank sampah untuk membantu orang lain yang tidak memiliki penghasilan dan juga ingin memiliki kerjaan sampingan.

Pekerja yang ada di Bank sampah ini kurang lebih ada 5 orang, mereka semua asli warga dari Desa Puspamukti. Rata-rata masa bertahan karyawan disini yang terhitung paling lama ialah 8 tahun. Karyawan bekerja selama 9 jam perhari, dimulai pada pukul 08.00 - 16.00 WIB, dengan sistem gaji harian jika ada kerja borongan. Pekerja yang ada di bank sampah tersebut memiliki berbagai pekerjaan seperti memilah sampah, mengolah, menggiling, mem packing dan juga mengantarkan sampah yang sudah tersusun rapi ke pabrik untuk di kelola lebih lanjut. Dan sampah yang tidak layak jual sementara berada di TPA.

Dan pemerintahan setempat sangat respect dengan pengelolaan sampah khususnya yang berada di desa Puspamukti, Cigalontang. Karena pemerintah menyadari kurangnya akan pengelolaan sampah yang berada di daerah pedalaman, sehingga pemerintah setempat merasa sangat terbantu dengan adanya bank sampah milik pak Iwan.

Sumber : Eva Yulianti, Kania Sakha Fadilla, Novia Sri Wahyuni, dan Risa (Mahasiswa Aktif PGSD semester 6 STKIP Muhammadiyah).